Thursday, 1 August 2013

TESTIMONI Kanser Paru-paru Shirley

Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dalam jaringan paru. Patogenesis kanker paru belum benar-benar dipahami

Cryptomonadales sembuhkan kanker Paru-paru

Mei 2008, Shirley 38 tahun Jakarta

Meski Ginjal yang terserang tumor dibuang, sel mematikan itu metastasis alias menyebar ke kantong empedu. Itu terjadi 11 tahun yang silam pascaoperasi. Untuk kedua kalinya Shirley menjalani pengangkatan sebagian organ itu. Baginya operasi itu tidak menuntaskan masalah. Buktinya ketika pemeriksaan lanjutan terdapat darah beku bagai membatu di daerah sekitar getah bening. Perempuan kelahiran Medan, 38 tahun silam itu kesal sendiri. Oleh karena itu dia terbang ke Singapura. Dokter negeri singa itu mengangkat darah yang membeku.


Saat itu tim dokter juga menemukan penyakit lain di tubuh Shirley. Penyakit autoimun itu bernama sindrom antifosfolofid antibody. Menurut dr. Hendra Gunawan Widjanarko SpOG, ahli kandungan yang berpraktek di rumahsakit di Jakarta Pusat, sindrom antifosfolofid antibody adalah gangguan pada sistem pembekuan darah penyebab thrombosis pada arteri dan vena.

Untuk mengatasi penyakit itu, Shirley mengkonsumsi heparin agar darahnya tak cepat membeku. Dampak konsumsi obat itu, ia keguguran sampai 4 kali. Baru setelah berumur 29 tahun Shirley hamil. Ia menyuntik heparin di atas pusar selama hamil hingga 6 bulan setelah melahirkan.

Dengan kelahiran putrinya. Shirley memang melupakan penderitaanya meski sesaat. Gangguan kesehatan lain, darahnya melambung 150/110 mmHg; kadar normal 110/90 mmHg. Sedikit saja kelelahan, ia pusing dan mual. “Saya menjadi tak suka dengan keramaian dan cenderung menyendiri,” katanya. Ia pun mengkonsumsi berbagai obat anti hipertensi.
Penyakit itu belum juga teratasi, penyakit lain muncul. Kali ini paru-paru kanannya terserang kanker stadium 4. Ia menurut saja ketika dokter memutuskan mengangkat paru-paru sebesar 4 cm x 4 cm x 2,3 cm. Tujuannya agar tak menyebar ke penjuru paru. Yang ia rasakan pasca pengangkatan paru adalah nyeri di pangkal tulang leher dan siku tangan kanan. Rasa sakit itu diperparah dengan kemoterapi yang dijalaninya selama 6 kali. “Saya berharap setelah kemoterapi, kanker tak lagi hinggap di tubuh saya,” kata Shirley.

Toh, harapan itu sulit terwujud. Sel kanker kembali metastasis ke paru-parunya setahun setelah pengangkatan paru. Selain CT scan yang menjadi penanda adanya kanker, hasil lab menunjukkan kadar glukosa tinggi 154 mg/dl; kadar normal 56-110 mg/dl dan asam urat 7,2mg/dl; kadar normal 2,4-5,7 mg/dl. Adapun penanda kanker: tumor CA 19,9 mencapai 60,5 U/ml; normal di bawah 39 U/ml.

Dengan diagnosis itu, Shirley mesti kembali menjalani operasi pengambilan daging paru-paru agar kanker tidak menyebar, diikuti 6 kali kemoterapi. Shirley letih menjalani operasi berkali-kali, tetapi kesembuhan tak kunjung diraih juga. Oleh karena itu ketika Lili, temannya menyodorkan Cryptomonadales, Shirley tertarik mencobanya dengan dosis 15 tablet 3 kali sehari. “Seminggu setelah meminumnya, badan saya panas dan sesak. Yang paling parah, jari-jari bengkak tak bisa dibengkokkan, “ kata Shirley. Perubahan itu menyebabkan ia berniat menghentikan konsumsi Crypto. Namun Lili meyakinkan bahwa itu merupakan efek dari detoksifikasi sel-sel yang tidak baik. Tubuh merespon dengan suhu lebih tinggi dan sesak nafas. Mendengar keterangan itu, Shirley melanjutkan konsumsi Crypto dengan dosis yang sama selama 2 bulan.
Hasilnya amat signifikan. Dalam 2 bulan ketika pemeriksaan kanker paru-paru mengering dan tidak membuat sesak nafas. Itu artinya, Shirley tak lagi memerlukan masker untuk melindungi paru-parunya. Rambut rontok akibat kemoterapi pun tumbuh kembali. Efek lainnya, ia tak lagi ketergantungan obat-obatan darah tinggi. Fisik membaik itu sejalan dengan hasil lab yang menunjukkan nilai penanda kanker: tumor CA 19,9 turun menjadi 42,2 U/ml atau mendekati kisaran normal. Selain itu asam urat juga turun menjadi 6,2 U/ml. (disarikan dari Majalah Trubus 462 – Mei 2008)

No comments:

Post a Comment